Jumat, 04 Maret 2011

Strangers We Know

Strangers we know kurang lebih artinya orang asing yang kita kenal. Aneh kan.. tapi tanpa kita sadari sebenarnya banyak sekali orang asing yang kita sangat familiar dengan wajahnya, kebiasaannya dan lain-lain. Dulu ketika masih kuliah, ketika lagi senang-senangnya belajar bahasa Inggris, saya pernah baca artikel dengan judul seperti judul tulisan ini, di majalah “Reader’s Digest” yang dipinjami seorang teman. Dalam artikel tersebut diceritakan bagaimana rutinitas seseorang terutama waktu berangkat kerja, maka sering orang akan bertemu dengan orang yang sama setiap hari, di tempat yang sama.
Dulu ketika masih kuliah, tulisan tersebut hanya sekedar tulisan dan belum terasa ada sesuatu yang menarik. Namun ketika sudah mulai bekerja sebagai karyawan dan terjebak rutinitas harian yang hamper sama tiap hari, seperti bangun, mandi, berangkat kantor, naik bis dst., tiba-tiba saya jadi teringat tulisan tersebut. Ketika keluar dari kompleks perumahan menunggu angkot yang lewat, hampir pasti saya bertemu dengan seorang ibu-ibu berkerudung dengan seragam karyawan pemda, kemudian di tikungan pertama setelah naik angkot biasanya akan naik seorang pelajar SMA berambut panjang. Demikian juga ketika saya pindah naik bis ke arah Kampung Rambutan, saya akan bertemu dengan mas-mas karyawan yang bajunya rapi, bapak-bapak yang akan turun di sekitar Sarinah atau ibu-ibu berbadan subur yang selalu memilih duduk di pojok.
Herannya tidak pernah sekalipun saya mencoba menyapa, meskipun hanya sekedar untuk saling kenal saja. Saya yakin, orang-orang yang saya maksud di atas juga mengenal saya sebagai “a stranger they know”. Rutinitas kita bisa macam-macam, tidak hanya ke kantor. Rutinitas datang ke masjid, atau ke tempat olah raga, atau di mana saja, saya yakin Anda bertemu dengan “strangers” yang Anda biasa bertemu. Yuk, kapan-kapan kita sapa,coba saling kenal. Ada teman saya mendapat bisnis yang lumayan besar dari seseorang yang awal kenalnya hanya karena dia sapa, karena hampir tiap hari bertemu karena sebuah rutinitas. Memang tidak harus berharap seperti itu, yah .. paling tidak kita bisa punya teman ngobrol pas di jalan. Tapi siapa tahu juga, rejeki kita dititipkan Allah dari orang yang kita kenal. Hem..